Benarkah Wanita Lebih Kuat Dari Pria, atau Sebaliknya?

Pertanyaan klasik, dan biasanya menimbulkan perdebatan klasik dengan cara yang klasik juga. Benarkah wanita lebih kuat dari pria? Atau sebaliknya memang pria selalu lebih kuat dari wanita?

Mana yang benar? Mengapa disebut pertanyaan klasik karena pertanyaan dan masalah ini sudah diperdebatkan sejak zaman ibu bapak saya masih kecil. Hasilnya adalah perdebatan klasik, atau dalam kata yang gamblang, panjang, tidak berujung, dan tidak akan ada kesimpulan. Cara perdebatannya pun klasik pula karena lebih mengedepankan ego dibandingkan fakta.

Serius.

Baru-baru ini, entah yang keberapa kali terjadi ketika meme tentang betapa kuat wanita karena sudah melahirkan, membahayakan dirinya demi melahirkan sang anak, mengurus rumah seharian dan lain sebagainya kembali beredar. Entah siapa lagi yang memulai dan senang melihat orang berdebat tak tentu arah.

Mungkin kah seorang ibu rumah tangga yang merasa tidak dihargai oleh suaminya? Ataukah seorang suami yang baru menyadari bahwa pekerjan rumah tangga itu berat sehingga memutuskan dunia harus tahu betapa bisa kuatnya seorang wanita?

Entah lah. Tidak penting. Tetapi, yang ada kembali perdebatan klasik penuh ego hadir di hadapan mata. Sepertinya kedua belah pihak sangat menyukai ide ini dan senang beromong kosong. Hasil tidak penting, yang penting ego dulu dikedepankan.

Mengapa saya sebut pertanyaan ini hanyalah mengedepankan ego? Ada banyak fakta yang tidak pernah dibahas secara detail dalam mendiskusikan topik ini.

Coba cek sendiri beberapa di antaranya, saya akan membuatnya dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan, dan silakan Anda temukan jawabannya sendiri.

  1. Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun, akankah lebih kuat dari seorang wanita yang berusia 25 tahun
  2. Seorang lifter (atlet angkat besi) wanita, akankah lebih kuat dibandingkan pria yang sehari-harinya bekerja di kantor
  3. Seorang pria yang terbiasa bekerja di rumah (bapak rumah tangga), akankah lebih kuat dibandingkan wnaita yang bekerja di kantor
  4. Seorang pria berusia 25 tahun, akankah lebih kuat dibandingkan wanita 25 tahun?

Bisakah Anda jawab?

Kalau saya tidak bisa? Karena setiap pertanyaan tersebut pun masih lebar sekali dan sama sekali tidak bisa dijawab secara pasti.

  1. Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun tetap bisa menjadi lebih kuat dari seorang wanita berusia 25 tahun (jika sang wanita memiliki cacat fisik yang menghalanginya mengangkat barang)
  2. Seorang lifter wanita kelas berat di atas 80 kilogram besar kemungkinan bisa mengangkat beban lebih berat dibandingkan lifter pria kelas 45 kilogram

Betul kan?

Pertanyaan yang diajukan memang tidak spesifik padahal untuk membandingkan sesuatu haruslah spesifik/ sempit dan dalam kelas yang sama. Jadi masih tersisa sekali banyak kemungkinan, jawabannya pun bisa bervariasi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak akan bisa dijawab secara pasti.

Lucunya, pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah coba dibuat “spesifik” dibandingkan dengan kata “wanita” dan “pria” dalam pertanyaan : “Benarkah wanita lebih kuat dari pria, atau sebaliknya?”/

Seorang lifter wanita adalah versi lebih sempit daripada sekedar kata wanita. Begitu juga lifter pria sudah lebih spesifik dibandingkan kata pria saja.

Kalau yang sudah sesempit itu saja tidak bisa ditemukan perbandingan, bagaimana dengan pertanyaan yang menggunakan kata dalam makna yang lebih luas? Tidak akan mungkin melakukan generalisasi dan mendapat jawaban yang pasti.

Itu faktanya. Pertanyaan seperti itu sudah salah sejak awalnya dan memang tidak ditujukan untuk mencari jawaban. Pertanyaan itu ada untuk mengedepankan ego dari masing-masing gender.

Jadi, perdebatan yang dihasilkannya pun adalah sekedar pemuasan ego saja. Bukan mencari jawaban atau kebenaran.

Lagi pula, sejak awal pria dan wanita diciptakan berbeda. Pria dianugerahi fisik yang lebih kekar dan tenaga yang lebih besar dibandingkan kaum wanita. Sementara kaum wanita dianugerahi kelembutan. Sesuatu yang sejak awal sudah sangat jelas berbeda.

Kaum wanita memang memiliki kodrat untuk melahirkan keturunan dan kemampuannya menahan rasa sakit sulit dibayangkan oleh kaum laki-laki. Kaum laki-laki sendiri tidak diberi kodrat melahirkan, sesuatu yang membuatnya tidak akan pernah tahu sejauh apa rasa sakit yang dialami kaum wanita saat melahirkan.

Hal itu tidak menunjukkan apa-apa. Masing-masing menjalani kodratnya saja.

Yang pasti, keduanya ada untuk saling melengkapi dan bukan untuk diperbandingkan. Dari keduanya lahir keseimbangan dan dari keduanya pula yang memastikan bahwa spesies manusia tetap ada di bumi.

Oleh karena itu, siapapun yang kembali mengobarkan api perdebatan tentang apakah wanita lebih kuat dari pria dan yang sejenisnya, sebenarnya patut dikasihani. Ia pilih mengedepankan pemuasan ego dibandingkan berpikir tentang fakta yang ada.

Sayangnya banyak sekali orang yang ternyata senang dikasihani dan memilih terlibat dalam perdebatan klasik nan konyol ini.

Apakah Anda termasuk orang yang konyol juga?