Commuter Line – Nama keren KRL

Apa sih itu Commuter Line? Sampai sekarang rupanya masih banyak juga orang Indonesia yang belum kenal dengan istilah ini. Mungkin, bagi orang Bogor dan bekerja di Jakarta, istilah tersebut sudah bukan hal yang aneh. Hanya, saja karena adanya hanya di kawasan Jabodetabek saja, bagi warga Indonesia yang tinggal di luar kawasan tersebut pasti kurang paham tentang istilah Commuter Line.

Istilah Commuter Line

Istilah ini sebenarnya mengacu pada hal yang sudah sejak dahulu ada, yaitu sarana transportasi Kereta Api yang menghubungkan Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang. Dulu namanya disebut dengan KRL atau Kereta Rel Listrik yang dioperasikan oleh PT KAI (PJKA sebelumnya) alias PT Kereta Api Indonesia.

Kurang lebih tiga tahun lalu, kepengurusan KRL ini dipisahkan dari PT KAI. Pengelolaan KRL dilimpahkan pada anak perusahaannya yaitu PT KCJ (KAI Commuter Jabodetabek). PT KAI sendiri memusatkan perhatian pada pengembangan kereta jarak jauh.

Nah, oleh PT KCJ, semua jalur KRL diistilahkan dengan Line (mirip dengan berbagai sistem komuter di mancanegara). Jadi sejak itulah istilah KRL diganti dengan Commuter Line.

Commuter Line adalah versi perbaikan KRL

Meskipun berbagai sarana dan prasarananya masih menggunakan semua yang dahulu dipakai oleh KRL, tetapi pihak PT KCJ sudha melakukan berbagai pembenahan.

Pembenahan dilakukan bukan hanya pada rangkaian kereta yang dipergunakan. Berbagai hal lain yang berkaitan dengan kenyamanan penumpang baik sebelum , selama dan sesudah naik kereta mulai dibenahi.

Berbagai perbaikan yang telah dilakukan oleh PT KCJ adalah

1. Stasiun

Tidak akan lagi ditemukan adanya toko di pinggir peron stasiun seperti zaman dulu. Peron telah dirubah dan dikembalikan fungsinya sebagai tempat penumpang menunggu.

Berbagai stasiun juga mengalami perubahan dengan penambahan ruang tunggu yang layak, gate elektronik , konter tiket , toilet dan juga ruang ibadah.

2. Tidak ada pedagang di dalam kereta

Di masa KRL, seringkali kenyamanan penumpang terganggu oleh lalu lalangnya pedagang kaki lima dan para pengamen. Bahkan di masa tersebut sering para pedagang merasa berkuasa dan sangat menyusahkan para penumpang.

Pada kereta commuter line sama sekali tidak ada pedagang atau pengamen yang diperkenankan untuk bahkan memasuki stasiun.

3. Sistem tiket Elektronik

Budaya Antri
Antrian di gerbang elektronik stasiun Gondangdia

Berbeda dengan masa KRL dimana tiket masih berupa kertas dan pemeriksaan masih dilakukan secara manual oleh kondektur, di masa Commuter Line, semua sudah berubah. Tiket sudah menggunakan sistem elektronik.

Bentuk tiket berupa kartu mirip dengan kartu kredit yang harus ditempelkan ke pintu elektronik ketika masuk dan keluar. Seorang yang ingin masuk atau keluar stasiun harus memiliki e-ticket ini yang bisa didapatkan di loket.

4. Keamanan

Selain kenyamanan yang ditingkatkan, PT KCJ juga memberi perhatian lebih pada keamanan. Di setiap stasiun dan bahkan di dalam rangkaian kereta, akan sering terlihat petugas keamanan berlalu lalang.

Mereka bukan hanya menjaga keamanan tetapi sering memberikan bantuan kepada penumpang-penumpang yang membutuhkan, seperti lansia dan lain-lain.

5. Informasi

Petugas bagian informasi akan terus menerus menyampaikan informasi kepada penumpang. Sebuah hal yang mempermudah penumpang untuk menentukan kereta mana yang harus mereka naiki.

Ini berbeda jauh dengan masa KRL dimana petugas-petugas seperti malas memberikan keterangan.

6. Frekuensi kereta yang lebih banyak

Kereta-kereta tua yang dulu dipakai untuk KRL sebagian besar sudah dipensiunkan dan dijadikan besi tua. Kereta-kereta yang ada sekarang memang masih merupakan kereta bekas pakai dari Jepang, hanya usinya masih lebih muda dan lebih terawat.

Jumlah frekuensinya juga terus menerus ditambah. Jadwal Commuter Line menjadi banyak setiap harinya. Kereta pertama sudah berjalan pada pukul 04.25 pagi dan berakhir pada jam 24.00. Bisa dikata hampir 24 jam setiap hari beroperasinya.

——–

Masih banyak lagi yang menunjukkan bahwa Commuter Line adalah versi perbaikan dari KRL.

Commuter Line sendiri saat ini sudah menjadi salah satu sarana transportasi favorit di kawasan Jabodetabek. Ongkosnya murah dimana tarif maksimum hanya Rp. 11,000.-. Waktu tempuhnya juga cepat dibandingkan harus naik mobil.

Lebih nyaman karena fasilitas kereta ber-AC dan juga tempat duduk yang layak bagi penumpang.

Tidak mengherankan kalau Commuter Line atau lazim disebut CL ini setiap hari ditunggu dan dinaiki oleh lebih dari 700,000 orang. Termasuk saya.

Anda sudah pernah naik CL?