Fakta Hewan : Burung Layang-Layang Si Jago Terbang di Angkasa

Pasti sudah tak asing lagi dengan burung layang-layang, bukan? Ukuran burung ini memang terbilang kecil, sekitar 16-17 cm. Memiliki sayap yang panjang meskipun sempit. Lebar sayapnya sekitar 38-40 cm dan ekornya berbentuk kotak.

Meski termasuk burung berukuran kecil, tetapi siapa sangka, ternyata burung ini menempati posisi kedua sebagai pelari tercepat (jika terbang disamakan dengan berlari..:-D) setelah burung elang peregine.

fakta hewan : burung layang-layang si jago terbang di angkasa
gambar diambil dari www.pixabay.com

Bernama latin Apus apus. Nama apus berasal dari bahasa Yunani yang artinya ‘tidak berkaki’. Karena, memang, burung layang-layang ini jarang turun di darat, mereka banyak menghabiskan waktunya di udara.

Meski otot kaki burung layang-layang sangat lemah, tetapi mereka memiliki kecepatan terbang yang sangat luar biasa. Kecepatan terbangnya bisa mencapai 169,6 km/jam. Setiap hari, burung layang-layang terbang sejauh 900 km.

Semua burung layang-layang banyak menghabiskan waktunya di udara. Semua kegiatan dilakukannya di udara. Bahkan, kegiatan seperti makan, minum, kawin, hingga tidur semua dilakukan saat terbang. Hanya ketika bertelur saja mereka berada di daratan. Mereka bisa menghabiskan waktu selama 3 tahun berada di udara. Tetapi, konon, ada burung layang-layang yang dikenal tak pernah berhenti terbang. Yaitu, burung layang-layang jenis Eurasia.

Meski di dalam tempat gelap, burung layang-layang terbang tanpa menabrak dinding. Mengapa bisa demikian? Karena, mereka memiliki teknik yang dinamakan echolokasi, yaitu teknik yang menunggu seberapa lama suara yang dikeluarkan akan memantul kembali kepadanya.

Burung layang-layang bukan termasuk burung yang berbahaya. Malah, burung ini kerap diburu oleh manusia termasuk telurnya. Makanannya adalah serangga, seperti nyamuk, lalat, kumbang, dan jenis-jenis serangga kecil lainnya. Tubuh burung layang-layang sendiri kerap menjadi tempat berkembangnya kutu pengunyah dan kutu terbang.

Gedung-gedung tua merupakan tempat yang cocok bagi mereka untuk dijadikan sarang. Biasanya, gedung-gedung tua tersebut dipakai mereka untuk bertelur dan mengeram. Mereka membuat sarang dari bagian-bagian tumbuhan, bulu-bulu, dan benda lainnya yang disatukan dengan menggunakan air liurnya. Jika gedung-gedung tua itu diruntuhkan dan dibangun kembali gedung-geudng yang baru, maka sarang burung layang-layang pun akan hilang.

Setiap kali bertelur, burung layang-layang akan menghasilkan anak sebanyak 2-4 ekor. Masa pengeraman telur terjadi selama 14-20 hari yang dilakukan baik oleh burung layang-layang jantan maupun betina. Bila anak-anaknya sudah besar dan dapat terbang, burung layang-layang akan kembali ke udara bersama anak-anak mereka.

Anak-anak burung layang berwarna putih dengan kepala berwarna abu-abu. Bila dilihat dari bentuk tubuhnya, antara jantan dan betina sulit dibedakan. burung layang-layang jantan dan betina sangatlah mirip. Keduanya memiliki ukuran tubuh yang sama besar, sama-sama memiliki paruh kecil, bermata yang mirip manik-manik, dan berbulu hitam dengan bagian belakang dan leher yang berwarna putih. Yang membedakan hanyalah suaranya, Burung layang-layang betina memiliki suara yang besar, sementara yang jantan kebalikannya, memiliki suara yang kecil.