Guru dibayar murah, artis dibayar mahal

Meme ini beredar lagi ! Saya menyebutnya dengan meme “guru dibayar murah artis sinetron dibayar mahal”. Kali ini, saya menemukannya di sebuah komunitas online kota dimana saya tinggal.

Meme “guru dibayar murah” sempat beredar luas beberapa waktu lalu di berbagai sosial media. Ribuan bahkan mungkin puluhan ribu respon terhadap kehadiran meme ini. Kebanyakan respon tersebut berupa dukungan dalam bentuk “like” dan ratusan bahkan ribuan juga yang “share” yang merupakan tanda persetujuan dari yang membaca/melihat.

Bahkan kali inipun , di komunitas kota saya , meme ini sudah mendulang share yang cukup banyak serta like yang mencapai ratusan meskipun sudah bukan sesuatu yang baru.

Pemandangan seorang guru berbaju sederhana dalam sebuah ruang kelas yang tidak kalah sederhananya sangat efektif menyentuh empati banyak orang. Ditambah dengan dua buah kalimat

GURU DIBAYAR MURAH DITUNTUT UNTUK PERBAIKI KARAKTER DAN AKHLAK ANAK-ANAK”

“SEDANGKAN ARTIS SINETRON DIBAYAR MAHAL UNTUK MERUSAK AHKLAHK ANAK-ANAK”

Kombinasi yang sangat efektif dan efisien dalam merebut simpati pembaca. Disana ada tokoh hero atau pahlawan. Disana juga ada peran penjahat yaitu artis sinetron.

Sang pahlawan, seperti layaknya sebuah film digambarkan berhati mulia dan selalu berhati mulia tetapi hidup dalam kemiskinan. Sementara sang tokoh antagonis, artis sinetron, berhati jahat dan bergelimang harta.

Semuanya digabung menjadi satu menciptakan meme yang sangat eye catching dan menohok hati masyarakat dunia maya untuk ikut memberikan dukungan. Tidak ada yang tak mau guru mendapatkan kehidupan yang layak. Siapa juga yang tak mau anak-anak mereka berakhlak baik? Tidak mengherankan kalau meme ini mendulang hasil gemilang selama beredar.

Sayangnya saya tidak termasuk diantara mereka yang memberi “like”. Tidak juga termasuk dalam kategori orang yang melakukan share terhadap “meme” ini. 

Saya justru berharap penyebaran meme ini dihentikan.

Nah lho? Anda kaget ? Benar, saya berpikir meme ini justru berbahaya. Berbahaya karena tidak berdasarkan data yang benar, sangat berprasangka, melakukan generalisasi dan cenderung menghujat sebuah profesi. Secara sadar dan terbuka meme ini menghasut masyarakat membenci sebuah profesi.

Di bawah ini penjelasan saya tentang meme “guru dibayar murah artis dibayar mahal” itu berbahaya

1. Tidak semua artis sinetron dibayar mahal

Artis itu terdiri dari berbagai macam. Ada yang selalu dapat peran utama, ada yang hanya peran pembantu dan bahkan banyak yang hanya mendapat peran sebagai figuran alias numpang lewat. Belum lagi yang baru dan yang kawakan.

Bayaran yang didapat itu pasti berbeda-beda disesuaikan dengan perannya dan ketenaran si artis.

Dari sini saja sudah terlihat terjadi generalisasi bahwa semua artis sinetron pasti dibayar mahal. Kenyataannya tidak demikian. Tidak semua artis sinetron dibayar mahal.

2. Tidak semua guru dibayar murah

Guru tetap PNS sekolah negeri sekalipun sekarang gajinya bahkan melebihi upah minimum seorang buruh. Apalagi guru sekolah bertaraf internasional, atau guru privat , atau guru bimbingan belajar biasanya bisa mendapat bayaran yang mahal.

Meskipun masih ada guru honorer yang dibayar di bawah standar, tidak semua guru dibayar murah. Banyak guru yang bahkan memiliki mobil mentereng melebihi orangtua siswa yang membayarnya untuk mengajar.

3. Sinetron itu dibuat oleh tim

Sebuah sinetron tidak pernah dibuat hanya oleh satu orang. Kalau satu orang yang membuat jadinya bukan sinetron melainkan monolog.

Selain artis sinetron , akan ada perias wajah, penata lampu, sutradara, dan berbagai bagian lainnya. Semua berperan dalam pembuatan sebuah sinetron.

Kalau sebuah sinetron dianggap merusak ahklak, maka sudah seharusnya beban ditimpakan pada semua orang yang terlibat. Mengapa hanya artis sinetron-nya saja yang diincar?

4. Tidak semua guru berahklak baik

Jual beli kursi bagi sekolah negeri bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan Indonesia. Sogok menyogok sering sekali ditemukan indikasinya walau jarang terbukti.

Belum ditambah berbagai kasus pelecehan dan kekerasan terhadap anak didik di Indonesia.

Semua hal menunjukkan bahwa tidak semua guru mengajarkan anak untuk berahklak baik.

5. Pembentukan ahklak banyak tergantung pada keluarga

Pembentukan ahklak seorang manusia tidak pernah tergantung pada satu hal. Meskipun demikian keluarga memegang peranan terpenting dalam terbentuknya karakter seorang anak.

Bila orangtua merasa sebuah tontonan tidak layak bagi anak-anaknya, maka sudah seharusnya ia mengambil tindakan mencegah anaknya untuk menontonnya. Kalau seorang anak sampai bisa menonton sinetron tersebut, kesalahan ada tetap di tangan orangtua. Merekalah yang memegang kendali di rumah.

Bukan sebuah hal yang susah untuk mematikan televisi dengan remote. Yang membuatnya susah karena sering tontonan yang dianggap merusak ahklak anak-anak tersebut adalah favorit kita.

6. Menjadi guru atau artis sinetron itu pilihan

Keduanya hanyalah profesi. Manusia bisa menentukan pilihannya tanpa dipaksa. Masing-masing pilihan memiliki konsekuensi masing-masing yang harus diterima.

Bila seseorang mengharapkan bayaran besar, guru , apalagi guru honorer bukanlah sebuah profesi yang cocok. Menjadi pengusaha akan lebih cocok bagi anda yang membayangkan penghasilan besar setiap bulannya.

Tidak ada yang bisa memaksa seseorang untuk menjadi guru bila ia tidak menghendakinya.

7. Tidak semua sinetron jelek

Sinetron-sinetron religi banyak mengajarkan berbuat kebaikan. Haruskah semua artisnya dicap merusak ahklak, padahal mereka mencoba menyampaikan hal tentang memperbaiki ahklak.

——–

Sebenarnya masih ada beberapa hal lain yang bisa diuraikan mengapa meme “guru dibayar murah artis dibayar mahal” tersebut “terlihat benar” tetapi sebenarnya “tidak benar”.

Jadi mengapa meme “guru dibayar murah artis dibayar mahal” itu bisa sukses dan mendapat simpati banyak orang kalau tidak benar?

 

a) masyarakat hipokrit (munafik)

Seorang artis tidak akan menjadi tenar kalau tidak ada yang menggemarinya. Kalau dia tidak menjadi tenar, maka tidak akan ia dibayar mahal.

Seorang artis memainkan peran arahan sutradara. Sutradara menggunakan skenario untuk mengarahkan artis dan timnya. Penulis skenario menuliskan naskah berdasarkan permintaan production house. Production house membuat sinetron berdasarkan pesanan stasiun TV.

Yang terakhir, stasiun TV membuat program acara berdasarkan survey dan penilaian mereka tentang apa yang disukai masyarakat. Kalau masyarakat menyukai sebuah sinetron meskipun jalan ceritanya tidak masuk akal, maka stasiun TV akan terus meminta supply sinetron tersebut.

Masyarakat meminta dan menyukai tetapi masyarakat juga mencerca

Tidak akan mengherankan buat saya, kalau ada seorang yang memberikan like pada meme “guru dibayar murah artis dibayar mahal ini” sambil menonton sinetron kesayangannya. Apakah anda heran?

b) orangtua butuh kambing hitam

Kesibukan orangtua seringkali membuatnya tidak sempat mengamati perkembangan anaknya sendiri. Fokus pada pekerjaan dan teman-teman  sering menjauhkan orangtua dari anaknya sendiri. Belum lagi keberadaan facebook dan lain-lain kadang membuat para orangtua lebih asyik berkongkow ria dengan sobat dan sobit online.

Nah, ketika nilai sang anak turun, atau ketika anak mulai memberontak dan tidak sesuai dengan kemauan orangtua, dianggap sudah terjadi penurunan ahklak.

Tentu saja dong, orangtua juga punya ego dan tidak mau disalahkan. Hanya saja, kalau tidak ada yang bisa disalahkan lalu penyebabnya apa? Mudah sekali dipilihlah yang paling banyak dilihat dan ditonton oleh si anak.

Keluarlah ucapan, pasti karena sering nonton sinetron “anu” yang artisnya si “itu” dan seterusnya. Jarang yang mau menerima bahwa itu sebenarnya adalah kesalahan orangtua sendiri.

Meme “guru dibayar murah artis dibayar mahal” itu sebenarnya sangat tendensius, berprasangka dan cenderung menghujat profesi artis sinetron. Fakta yang sebenarnya tidak sehitam putih meme tersebut.

Sebuah hal yang sangat disayangkan karena dengan kepopuleran meme ini, entah berapa ribu orang justru diajak untuk berpikir tidak logis dan menghujat sebuah profesi. Padahal si pembuat telah membuat keteledoran dengan terlalu banyak melakukan generalisasi terhadap semuanya.

Ada bagusnya bagi para pembuat meme juga mempelajari dan berpikir lebih dalam sebelum menyebarkan hasil karyanya. Pengaruh meme dewasa ini sangat besar tidak berbeda dengan tulisan pada blog. Kalau yang disebarkan baik, maka masyarakat akan terbawa baik begitu juga sebaliknya.

Jadi jangan minta saya untuk memberi like atau men-share meme “guru dibayar murah artis dibayar mahal” ini yah.