Hati-Hati Menggunakan Istilah Junk Food!

Belakangan ini di Indonesia banyak sekali orang secara sembrono menggunakan istilah junk food untuk merujuk pada makanan siap saji, seperti burger McDonald atau ayam gorengnya KFC (Kentucky Fried Chicken). Mereka dengan santainya akan mengajukan makanan-makanan seperti itu sebagai contoh apa yang dinamakan dengan ‘junk food’ atau “makanan sampah”.

Sembrono, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang mereka lakukan. Bukan karena saya seorang pegawai McDonald yang takut kehilangan pekerjaan kalau penjualan burger turun drastis. Bukan pula karena saya begitu hobi menikmati renyahnya tepung dari kulit pada ayam goreng KFC.

Bukan itu sebabnya.

Ada beberapa hal yang membuat penggunaan istilah junk food dalam masyarakat cenderung tidak sesuai dan tidak tepat sasaran.

Apa itu Junk Food?

Istilah junk food sendiri sudah hadir pada sekitar tahun 1950-an. Meskipun demikin, secara resmi istilah ini dianggap hadir di dunia pada tahun 1972, ketika digunakan oleh seorang ahli mikrobiologi dari Centre For Science in the Public Interest menggunakannya pada penelitiannya.

Pengertian junk food sendiri, menurut Andrew F. Smith, dalam bukunya Encyclopedia of Junk Food and Fast Food adalah berbagai produk makanan yang dijual secara komersial yang memiliki sangat sedikit nutrisi, tetapi mengandung banyak kalori, garam dan lemak.

Apakah Makanan Siap Saji (Fast Food) Selalu Junk Food?

Tidak demikian adanya.

Tidak semua fastfood atau makanan siap saji bisa dikategorikan sebagai “makanan sampah”. Banyak dari mereka yang memiliki kandungan nutrisi dan protein yang baik dan bagus bagi pertumbuhan manusia.

Penentuan “junk food” atau bukan tidak bisa tanpa melewati penelitian tentang berbagai hal, seperti kandungan gula, garam, protein dan banyak lagi.

Banyak Makanan Indonesia Bisa Dimasukkan Dalam Kategori Junk Food

Pernah makan soto tangkar? Soto yang berisi potongan jeroan sapi atau kambing yang dikombinasikan dengan kuah santan pekat. Makanan khas di beberapa daerah di Indonesia.

Cobalah jawab beberapa pertanyaan di bawah ini

  1. Cara Memasaknya : Mana yang lebih bersih dan higienis antara cara memasak sebuah burger di Mc Donald dengan cara memasak soto tangkar? Pernah melihat bahwa untuk membuat sebuah burger pun, juru masak di restoran siap saji akan membungkus tangannya dengan sarung tangan?
  2. Apakah jeroan binatang lebih sedikit mengandung lemak dibandingkan daging olahan? Pernahkah kita menyadari mengapa di negara-negara maju jeroan hewan itu bukan merupakan sesuatu yang umum untuk dimakan? Jawabnya karena jeroan sapi mengandung lemak yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan dagingnya.
  3. Pernah melihat cara penyajiannya? Mana yang lebih bersih?
  4. Pernah berpikir bahwa fetcin atau MSG yang dipergunakan oleh penjual merupakan substansi yang berdasarkan hasil penelitian sebagai berbahaya bagi tubuh?
  5. Pernah berpikir berapa banyak lemak yang terkandung pada kuah santan pekat yang dipergunakan?
  6. Pernahkah terpikir bahwa dalam kebanyakan burger akan ada daun lettuce atau selada air dan pada soto tangkar atau yang sejenisnya tidak ada? Bukankah sayuran menyediakan serat?

Jika Anda berhasil menjawab semua pertanyaan ini, maka akan ditemukan bahwa secara ilmiah, semangkuk soto tangkar bisa saja membuatnya masuk dalam kategori junkfood karena hal-hal itu.

Sebuah Big Mac Burger bisa terlihat jauh lebih sehat dibandingkan dengan soto tangkar dan masih banyak makanan yang biasa dijual di Indonesia lainnya (termasuk bakso yang dijual keliling).

Itulah alasan mengapa saya mengatakan banyak orang Indonesia secara sembrono menggunakan istilah junk food tanpa mengerti apa artinya. Semua dilakukan karena kebiasaan dan latah saja.

Kalau mau diajukan pertanyaan lagi, tahukah Anda berapa konsumsi daging di Indonesia? Hanya 2.6 kilogram/orang saja. Bagaimana dengan di Amerika Serikat? 65.65 kilogram per orang (semua jenis daging0. Singapura dan Malaysia, 15 kilogram perkapita.

Indonesia dianggap masih perlu meningkatkan konsumsi daging karena hal itu sering dikaitkan dengan perkembangan manusia dan kecerdasannya . Pola makan orang Indonesia dianggap masih di bawah normal dalam hal ini.

Lalu, bukankah burger dan ayam goreng adalah sumber daging dan protein. Selama dimasak dengan cara yang benar, tidak berarti jenis-jenis makanan siap saji dan sangat digemari menjadi junkfood.

Jadi, tidak perlu latah menggunakan istilah junk food hanya untuk terdengar keren.