Hindari menulis saat sedang pusing atau marah

Blogger juga manusia. Dia bisa pusing, marah, emosi. Kalau ada blogger yang bilang bahwa dia tidak pernah merasakan demikian, mungkin ada bagusnya dicheck apakah dia benar manusia atau bukan.

Kondisi demikian adalah wajar. Manusia akan selalu memiliki masalah dalam kehidupan. Bisa dimengerti bahwa sesekali atau seringkali kondisi psikisnya sedang terganggu. Hal-hal tersebut bisa disebabkan oleh banyak sebab, mulai dari dimarahi boss sampe diomelin istri karena setoran kurang.

Sulitnya saat bersamaan, seorang blogger punya kewajiban untuk melakukan update pada blognya. Apalagi bagi blogger yang terbiasa mem-publish artikel setiap hari, maka hal tersebut bisa menjadi masalah.

Dengan kondisi psikis yang sedemikian rupa, bisakah menghasilkan sebuah tulisan yang bagus dan bermanfaat?

Jawabannya : TIDAK.

Seberapapun tangguhnya seseorang, mencoba mengeluarkan sisi kreatif manusia dalam keadaan kondisi psikis yang sedemikian rupa, tidak akan pernah mudah (kalau tidak mau disebut tidak mungkin). Biasanya dalam kondisi demikian, hawa amarah, kesal atau pusing seakan memenuhi kepala dan hati sehingga pemikiran terasa tidak jernih dan berkabut.

Justru kalau kita memaksakan diri untuk menulis, tidak terasa amarah kita justru tertuang di dalam rangkaian kata di layar monitor. Emosi yang masih tersimpan setelah diomeli boss di kantor, amat mungkin mendominasi artikel yang kita buat. Hasilnya artikel bernada kemarahan akan dihasilkan.

Apabila kepala sedang pusing dan hati sedang tidak enak, biasanya tulisan menjadi seperti tidak beralur. Masing-masing tidak “nyambung” dengan bagian lainnya.

Hal-hal seperti ini jangan diragukan, pasti akan tertangkap oleh pembaca. Pembaca bisa menyadari dan menangkap kondisi psikis dan emosi anda dari tulisan yang anda buat. Kalau sudah dipublish , bisa dibayangkan berapa banyak orang yang akan mengetahui kondisi anda saat menulis. Bisa menyebabkan terjadinya salah tangkap ataupun membuat kesan kurang baik bagi anda.

Hal ini harus diusahakan dihindari oleh para blogger dan penulis. Pembaca harus tetap menerima sebuah artikel beralur yang enak dibaca. Pembaca harus selalu menerima tulisan tanpa ada emosi tercermin di dalamnya.

Oleh karena itu, hindari menulis saat anda sedang pusing atau marah. Jangan sampai kita menghasilkan sebuah artikel berbau kemarahan apalagi hingga mempublishnya. Tentu akan menimbulkan kesan yang tidak baik bagi anda. Lebih baik tidak mengupdate blog sehari daripada harus membiarkan tulisan sarat dengan emosi beredar untuk waktu yang panjang.