Iri Itu Boleh, Asal….

Heran ya. Kok bisa saya mengatakan iri itu boleh?

Bukan mengajarkan sesuatu yang jelek. Tidak bertujuan demikian. Tetapi, memang iri bukanlah sesuatu yang harus dipandang selalu dari sisi buruk saja. Ada iri yang justru bisa menghasilkan sesuatu yang baik atau kebaikan.

Misalkan saja

  1. Iri terhadap orang yang bisa menyantuni yatim piatu. Kemudian karena ingin menjadi seperti orang tersebut, kita berusaha dan bekerja lebih giat agar punya uang lebih banyak dan selanjutnya bisa melakukan hal yang sama, yaitu berbagi pada yatim piatu atau orang tak berpunya
  2. Iri terhadap orang berilmu. Lalu, kita belajar sekuat tenaga agar kemudian mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya
  3. Iri terhadap orang yang rajin ibadah karena mereka bisa terus konsisten melakukan ibadah. Selanjutnya, kita berusaha melakukan hal yang sama.

Rasa iri adalah hal yang normal dan manusiawi. Semua manusia ada saatnya pasti menginginkan untuk bisa seperti orang lian.

Orang miskin tentu saja ingin merasakan kenyamanan hidup sebagai orang yang kaya. Seseorang yang nilainya jelek, tentunya ingin juga dipuji oleh guru karena nilainya bagus.

Tidak ada yang aneh karena tetap bagaimanapun kita adalah manusia.

Yang membedakannya adalah apa yang setelah itu dilakukan. Rasa iri saja bisa berubah menjadi dengki karena keinginan tidak kesampaian.

Seorang yang ingin mobil bagus karena tetangga memilikinya, lalu memaksakan diri untuk membeli mobil yang sama dengan memakai uang kantor. Korupsi dan merugikan orang lain namanya kalau melakukan hal seperti itu.

Jadi, iri itu memang boleh, asal…

  1. terhadap sesuatu yang baik
  2. diwujudkan dengan cara yang baik pula

Saya iri melihat para blogger yang bisa begitu konsisten berbagi dengan sesama. Untuk itulah, maka saya berjuang untuk meraihnya dengan jalan menulis dan terus menulis. Harapannya akan ada yang bisa dimanfaatkan dari tulisan-tulisan sederhana dan kecil ini.

Pernah Anda merasa iri, Kawan Pojok?