Jangan mau jadi karyawan

Jangan mau jadi karyawan ! Itu saran saya kepada siapapun yang membaca tulisan ini.

Lho?

Betul itu yang saya akan sarankan kepada siapapun. Apalagi bila anda masih berusia muda antara 18-45 tahun. Berhentilah berpikir untuk menjadi karyawan atau pegawai atau apapun namanya.

Memang dengan menjadi seorang karyawan anda akan mendapatkan kestabilan pendapatan. Meskipun demikian ada beberapa hal yang membuat menjadi pegawai/karyawan sebenarnya tidaklah menyenangkan.

Alasan jangan mau jadi karyawan

 

1. Anda akan selalu di “bawah” seseorang

Selalu akan ada seseorang di atas anda. Ia akan memberikan perintah dan instruksi. Ia akan memarahi anda bila sesuatu tidak dilakukan sesuai dengan prosedur atau keinginan dia.

Seberapapun tinggi pangkat anda dalam perusahaan, akan tetap ada seseorang di atas anda yang akan siap menegur atau memarahi anda. Biarpun anda berposisi sebagai direktur sekalipun, tetap ada 1 atau beberapa orang di atas anda (pemilik perusahaan).

2. Monoton dan membosankan

Dari hari ke hari, tugas seorang karyawan adalah melakukan “bagian”nya dalam sebuah sistem ban berjalan. Yang anda kerjakan adalah itu itu saja. Anda tidak akan diperkenankan untuk melakukan sesuatu di luar tugas yang anda emban. Hal yang harus terus anda lakukan sampai anda dipindahkan untuk menerima “tugas” lain, yang tentu saja akan terus anda lakukan selama beberapa tahun ke depan.

Melakukan sebuah pekerjaan yang sama secara terus menerus akan membuat hidup anda monoton. Anda akan mendapati diri anda merasa bosan setelah melakukan hal yang sama selama beberapa tahun tak henti.

3. Pendapatan yang terasa kurang

Kurang, lebih atau cukup memang tergantung pada gaya hidup tiap individu tidak ada patokan yang pasti. Sering tergantung pada gaya hidup yang anda pakai. Semakin “tinggi” gaya hidup anda besar kemungkinan gaji yang diterima setiap bulan tidak akan mencukupi.

Hanya, dalam hal ini bukan itu yang dimaksud.

Kebutuhan tak terduga selama hidup kita cenderung semakin tidak pasti. Kenaikan BBM, harga beras yang meninggi adalah unsur yang berada di luar kendali kita. Belum lagi termasuk biaya tak terduga seperti anak anda tidak bisa masuk sekolah negeri yang berbiaya rendah, atau keluarga masuk rumah sakit yang tidak ditanggung asuransi anda. Lalu darimana anda bisa menutupi biaya tak terduga tersebut.

Tabungan ? Mungkin akan menutupi sebagian. Lalu sisanya ? Meminjam alias berhutang ? Pasti akan membebani keuangan anda selama beberapa waktu ke depan.

Itulah mengapa pendapatan sebagai karyawan yang statis akan terasa terus kurang. Meskipun anda sudah berusaha membuat budget “biaya tak terduga” dengan situasi yang sulit diprediksi besar kemungkinan budget anda akan tetap jebol.

4. Selalu takut dipecat/di pensiun dini kan

Pemutusan Hubungan Kerja, Pensiun Dini, dipecat adalah sesuatu yang selalu menghantui kehidupan seorang karyawan.

Perubahan perekonomian dunia yang begitu cepat sering memaksa perusahaan tempat kita bekerja harus melakukan penyesuaian, penghematan dan berbagai istilah lainnya. Pengurangan pegawai/karyawan adalah opsi yang selalu diperhitungkan ketika sebuah perusahaan berniat melakukan efisiensi.

Tidak jarang pula ada perusahaan yang mencari salah karyawan untuk melakukan pengurangan pegawai. Sesuatu yang menyebalkan tetapi diperbolehkan dalam hukum.

Masalahnya sebagai karyawan seringkali kita tidak menyadari keadaan tersebut sampai saatnya tiba. Memang hal mengenai efisiense, biasanya akan dimatangkan di tingkat “atas” dulu dan dilakukan sesunyi mungkin agar tidak menimbulkan gejolak. Itulah yang membuat karyawan, terutama di level bawah jarang tahu rencana tersebut hingga saatnya tiba.

Itulah mengapa secara sadar atau tidak sadar, karyawan selalu berada dalam kondisi takut dipecat/di-PHK atau dipensiun-dini-kan. Situasi yang sangat tidak menyenangkan.

5. Harus selalu siap untuk dimarahi

Dengan adanya seseorang yang di “atas” anda, maka anda harus selalu menyiapkan diri untuk dimarahi atau ditegur. Meskipun anda tidak bersalah, kadangkala omelan dari atasan bisa tetap mengenai anda.

Prinsip standar yang sering berlaku adalah : “1) Boss tidak pernah salah. 2) Kalau Boss salah lihat aturan pertama”. Atasan anda memang digaji untuk melakukan hal tersebut. Meskipun mereka bisa juga salah, jarang sekali seorang atasan akan berbesar hati meminta maaf.

Nah, itulah alasan mengapa saya menyarankan agar jangan mau menjadi karyawan. Situasi-situasi seperti itu lah yang saya hadapi selama kurang lebih 20 tahun.

Lebih baik anda berpikir untuk memulai usaha atau bisnis sendiri dimana anda adalah orang nomor satunya. Tentu saja tidak semudah yang dibayangkan, tetapi bila anda berhasil anda akan terlepas dari situasi-situasi yang saya sebutkan tadi di atas. Anda menentukan nasib anda sendiri.

Itulah yang sedang saya coba lakukan untuk keluar dari situasi ini. Bagi anda yang belum menjadi seorang karyawan, mungkin ada baiknya anda berpikir ulang.

Saran saya sih tetap sama “Jangan mau jadi karyawan”.