Jangan Takut Berbuat Salah Saat Bercakap Dalam Bahasa Asing

Pasti. Pasti akan ada kesalahan saat kita bercakap dalam bahasa asing. Apalagi kalau memang kita sedang belajar tentang bahasa tersebut.

Percayalah, pasti ada. Banyak malah.

Tetapi, harus kah kemudian kita berhenti karena takut kalau apa yang diucapkan tidak mengerti oleh lawan bicara? Jangan. Teruskan saja. Jangan takut berbuat salah saat bercakap dalam bahasa asing.

Bukan tanpa alasan kalau saya menyarankan ini. Sebagai seorang yang belajar bahasa Inggris secara otodidak dan kuliah di Sastra Jepang, saya cukup mengerti kesulitan yang dihadapi banyak orang saat belajar bahasa, terutama dalam hal percakapan.

Biasanya orang yang sedang belajar bahasa asing kalau dihadapkan pada situasi dimana mereka harus bercakap-cakap dengan native speaker atau orang asing lainnya akan gagap dan cenderung menarik diri, karena takut salah dan kemudian dianggap bodoh, selain karena malu.

Padahal kenyataannya tidak demikian.

Hampir semua orang asing yang saya temui, menyadari bahwa bahasa Inggris bukanlah bahasa ibu orang Indonesia. Begitu juga bahasa Jepang.

Mereka tidak akan mencerca atau memaki. Hal terburuk yang akan dihadapi kalau mereka tidak mengerti apa yang disampaikan adalah Anda harus mengulangi beberapa kali.

Itu saja.

Kebanyakan orang asing juga akan berusaha menjalin komunikasi yang baik. Mereka akan memperlambat kecepatan bicaranya dan menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti agar kita bisa menangkap apa yang disampaikan.

Bagaimanapun, orang asing pun adalah manusia juga. Mereka punya rasa, pengertian, dan empati. Mereka pasti juga pernah berbuat salah. Oleh karena itu, sikap mereka biasanya welcome di saat bertemu dengan orang lain yang sedang mencoba menyampaikan sesuatu dalam bahasa yang mereka mengerti.

Dan mereka cenderung untuk mendorong agar hal itu tetap dilakukan.

Oleh karena itu, ketakutan untuk berbuat salah seharusnya dihindarkan ketika sedang belajar bercakap dalam bahasa asing. Hal itu penghambat terbesar.

Jika kita berhenti hanya karena takut salah atau malu, hasilnya adalah kita akan berhenti belajar. Kalau berhenti, maka tidak akan ada yang didapat.

Yang terbaik adalah dengan meneruskan. Memang akan ada kesalahan, banyak sekali, tetapi dari situ kita bisa membiasakan lidah dan pendengaran kita untuk menangkap dan menyuarakan kalimat-kalimat dalam bahasa asing.

Lagi pula, bukan kah kita sendiri bagi orang asing adalah juga “orang asing”. Mereka juga mungkin memiliki perasaan yang sama dengan kita, malu dan takut salah.

Kalau tidak ada yang memulai maka tidak ada komunikasi sama sekali. Tidak ada yang mencoba. Dan tidak ada percakapan.

Lalu apa gunanya belajar bahasa kalau tidak bisa menghubungkan manusia dengan manusia lainnya?

Jadi, keep on trying my friends. Keep on practicing.

Jangan takut berbuat salah!