Memulung sampah , memanfaatkan yang terbuang

Memulung sampah bukanlah sebuah pekerjaan yang mau dilakukan oleh semua orang. Kotor, berat dan melelahkan membuat banyak orang akan menjauhi jenis pekerjaan seperti ini.

Apalagi bagi warga kalangan menengah yang tinggal di kompleks perumahan. Memulung sampah tidak akan pernah terbayangkan untuk dilakukan oleh mereka. Kebanyakan akan lebih suka mengupah orang lain untuk mengerjaannya.

Hanya ternyata hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Warga di cluster Taman Bunga perumahan Bukit Cimanggu City Bogor pernah melakukan hal tersebut secara rutin.

Memang tujuannya berbeda dengan yang dilakukan setiap hari oleh para pemulung sampah. Juga kegiatan tersebut tidak dilakukan setiap hari.

Ide awalnya lahir dari keinginan untuk meringankan warga dan menghindari kenaikan iuran bulanan. Tentu sebagai sebuah lingkungan, diperlukan biaya untuk merawatnya dan biasanya ongkos tersebut diminta dari warga.

Untuk meringankannya, pengurus Rukun Tetangga di kawasan ini berniat mencari pemasukan lain selain dari iuran. Salah satu opsi yang dilakukan adalah dengan memulung sampah.

Tentu saja, sampah yang diambil bukan seluruh sampah. Warga di dalam lingkungan RT ini diminta sudah melakukan pemilahan di rumah masing-masing. Mereka sudah memisahkan barang yang masih bisa dijual/dimanfaatkan seperti koran bekas, majalah bekas, sepatu bekas, botol bekas dari sampah lainnya.

Sebulan sekali barang-barang tersebut dikumpulkan oleh pengurus RT. Baru kemudian dijual kepada pengepul. Hasilnya ternyata lumayan mencapai 150-200 ribu sekali angkut. Dana ini kemudian dipakai untuk keperluan mengelola RT.

Memang sangat kecil jumlahnya tetapi ada manfaat lain yang tidak terasa, seperti

1. anak-anak belajar tentang lingkungan

Sifat anak-anak yang selalu ingin tahu membuat mereka ingin disertakan dalam kegiatan. Mereka ikut mengangkut, memilah , mengikat barang-barang sebelum dijual.

Mereka jadi terbiasa dan mengerti tentang proses memanfaatkan barang bekas.

2. silaturahmi

Dengan harus berkeliling dari rumah ke rumah untuk menjemput barang bekas, pengurus RT bisa mengenal semua warganya. Terjalin komunikasi yang baik antara yang mengurus dengan yang diurus.

3. rumah tidak menjadi gudang barang bekas

Biasanya rumah tangga pasti sering menyimpan banyak barang bekas. Dengan sistem jemput bola seperti ini, warga terpicu untuk mengeluarkan barang-barang tak berguna di rumah mereka. Tumpukan barang bekas di rumah menjadi berkurang.

4. iuran warga tidak perlu naik

Dengan adanya kegiatan memulung sampah ini, pemasukan tidak hanya dari satu sumber yaitu iuran warga. Pemasukan dari kegiatan ini membantu sehingga iuran warga tidak perlu dinaikkan.

Sayangnya, kegiatan tersebut terpaksa terhenti setelah hampir 1 tahun. Kurangnya tenaga untuk menarik gerobak dan perubahan sistem penarikan sampah di Taman Bunga, membuat kegiatan ini tidak bisa terus dilakukan.

Tulisan ini dibuat untuk memberikan masukan kepada siapapun anda yang membaca. Berbagai kegiatan sederhana sebenarnya bisa memberikan manfaat untuk meringankan orang lain. Yang pasti sekaligus membantu menjaga lingkungan tetap bersih dengan memulung dan memanfaatkan sampah atau barang bekas.

Mungkin anda bisa meniru di lingkungan dimanapun anda berada.

 

Bogor, 12 Juni 2015