Mengapa (Saya) Memilih Blog Gado-Gado

Gado-gado itu enak. Sayur-sayuran yang ada di dalam makanan khas Indonesia ini juga kaya dengan serat dan bisa membuat tubuh sehat. Tidak heran banyak orang yang menyukainya.

Tetapi, bagaimana dengan blog gado-gado? Sebuah blog yang berisi banyak sekali topik dan tidak ada fokus sering dianggap sebagai sebuah blog yang hampir bisa dipastikan sejak awal tidak akan membawakan hasil. Memilih blog gado-gado bahkan dianggap banyak para blogger sukses sebagai sebuah kesalahan besar dan tidak jarang divonis “gagal” sejak awalnya.

Herannya, saya memutuskan tetap memilih mempertahankan Pojok Menulis sebagai sebuah blog gado-gado. Tidak heran sih sebenarnya, karena ada beberapa hal yang membuat saya memilih tetap mempertahankan format blog ini. Tanpa perubahan,

Alasan itu adalah :

1) Tidak ada hukum yang melarang

Coba saja cari aturan atau hukum yang melarang seseorang membuat blog gado-gado. Tidak ada kan? Sudah jelas.

Lalu, mengenai apa yang ditulis para blogger sukses untuk memilih niche blogging daripada blog gado-gado? Yah, itu kan pendapat mereka. Mereka bukan Tuhan dan bukan pembuat aturan. Mereka tetap saja manusia yang bisa salah.

2) Kebebasan Memilih

Satu-satunya aturan yang ada adalah kenyataan bahwa Undang-Undang bahkan Konstitusi mengatakan bahwa setiap manusia bebas memilih jalan yang dia mau.

Ini adalah jalan yang saya pilih. Tidak ada seorang pun yang berhak melarangnya, bahkan tidak 100 orang berpenghasilan ribuan dollar setiap bulannya.

3) Manusia Bisa Memiliki Banyak Minat

Saya suka fotografi. Tetapi, saya juga menyukai komputer. Masih belu terhitung kesukaan untuk mengutak-atik smartphone dan juga menulis. Ada lagi, membaca, nonton film, dan masih banyak lagi.

Itulah saya. Dan, saya pikir, semua manusia bukan hanya punya satu minat atau bakat. Mayoritas manusia memiliki lebih dari satu kesukaan atau kemampuan.

Lalu, mengapa harus menghambat dengan hanya memilih satu minat saja?

4) Banyak Jalan Menuju Ke Roma

Kalau mau pergi ke Roma, ibukota Italia, Anda bisa memilih naik pesawat atau naik kapal pesiar. Bisa lewat Singapura, bisa juga langsung dari Jakarta, atau harus lewat Frankfurt.

Banyak sekali jalannya.

Begitu juga dalam blogging. Semua mau sukses, semua mau bahagia dan kaya. Tetapi, bukankah kehidupan menunjukkan bahwa semua itu bisa dilakukan dengan berbagai cara?

Ada yang memilih niche blogging, dan kemudian sukses, meski banyak juga yang gagal. Banyak yang memilih blog gado-gado, dan gagal, tetapi banyak juga yang sukses.

Masing-masing punya jalan dan semuanya memiliki peluang untuk sukses atau gagal yang sama.

5) Memberi Kebebasan Berekspresi

Saya tidak perlu menjadi seorang ahli, atau terlihat sebagai seorang ahli. Berbeda dengan blog niche dimana branding atau penampilan menjadi hal yang penting agar orang mau percaya, blog gado-gado tidak memerlukan itu.

Sejak awal, saya tidak perlu menampilkan diri sebagai orang lain yang serba tahu dan serba pintar. Saya cukup menjadi apa adanya.

Dengan begini, maka saya semakin bebas berekspresi.

6) Tetap Memberi Manfaat

Tidak semua orang butuh tenaga ahli, terkadang pengetahuan sederhana dari teman atau orang tak dikenal pun bisa bermanfaat.

Hal-hal kecil dari keseharian seorang blogger gado-gado beragam sekali, dan tidak hanya satu topik saja. Mungkin, pengetahuan tentang bahasa Inggris bisa membantu mereka yang ingin menguasai bahasa ini. Mungkin, sedikit pengetahuan tentang bahasa Indonesia bisa memperbaiki nilai seorang siswa yang mau ujian. Mungkin, dan banyak lagi mungkin lainya.

Blog niche atau blog gado-gado pun tetap sama memiliki peluang untuk memberikan manfaat.

Jadi, mengapa saya tidak boleh memilih blog gado-gado? Katakan alasannya! Apalagi sejauh ini saya tidak mengejar uang atau materi dalam ngeblog. Kalaupun memang saya mengejarnya, tetap saja saya melihat potensi dari blog gado-gado. Banyak lho , tapi nanti saja bicara soal ini.

Itulah alasan saya mempertahankan Pojok Menulis sebagai blog gado-gado. Anda tidak suka, itu masalah Anda, bukan saya. Saya mah hepi-hepi saja.