Menggunakan kalimat pendek dalam artikel

Penggunaan kalimat-kalimat panjang rupanya merupakan trademark dari para blogger Indonesia. Rentetan kalimat panjang dengan buntut anak kalimat mudah ditemukan dalam berbagai artikel mereka. Jarang yang menggunakan kalimat pendek.

Dalam blog-blog yang saya kunjungi, sering ditemukan sebuah kalimat terdiri lebih dari 20 kata. Kadang di dalam sebuah kalimat terdapat anak kalimat di dalam anak kalimat. Untaian kata jadi seperti tidak pernah ada hentinya.

Bisa dikata seperti melihat puluhan peluru tak henti keluar dari moncong senapan mesin.

Salahkah menggunakan kalimat panjang ? Tidak. Tidak ada yang salah selama susunan dan tata bahasanya benar. Juga memang kadang dalam menulis kita memerlukan penjelasan lebih detail tentang salah satu hal. Semua tidak ada salahnya.

Meskipun demikian, menulis dalam sebuah blog atau website berbeda dengan menulis sebuah karya tulis. Tidak sama dengan menghasilkan artikel bagi instansi resmi.

Pembaca artikel di internet memiliki kebiasaan berbeda. Mayoritas dari mereka tidak berselancar di internet untuk memeras otak. Mereka mencari informasi atau sekedar hiburan dan mengisi waktu.

Selain itu berbeda dengan buku, layar komputer membuat mata akan cepat lelah. Apalagi bila mereka membaca melalui smartphone atau handphone. Layar yang kecil membuat mata mereka semakin tidak nyaman ketika membaca.

Efeknya, mereka ingin mendapatkan informasi secara cepat sehingga bisa segera berpaling. Berpaling ke informasi berikutnya atau ke tulisan lainnya.

Itulah mengapa membuat kalimat panjang dalam paragraf gemuk sangat tidak menguntungkan. Tidak menguntungkan bagi siapapun yang menyebut dirinya penulis dunia maya. Kecuali tulisan anda luar biasa menarik , pengunjung akan malas membaca kalimat nan panjang dalam paragraf gemuk.

Itulah yang saya rasakan selama berkunjung ke berbagai blog. Dengan malas saya berpindah ke tempat lain setelah melihat banyaknya paragraf gemuk. Kata-kata seperti membentuk gumpalan.

Itulah mengapa saya pikir menggunakan kalimat pendek dalam artikel sangat menguntungkan. Dipadukan dengan paragraf langsing dengan cukup 2-4 kalimat , maka kesan gumpalan akan menghilang. Akan terlihat banyak ruang putih dalam sebuah artikel dan membuat mata lebih nyaman.

Memang menggunakan kalimat pendek akan membuat pembaca seperti membaca potongan-potongan. Membacanya seperti berhadapan dengan orang yang malas bicara, ringkas dan kadang terkesan ketus. Meskipun demikian, jauh lebih menyenangkan dibandingkan seperti menahan nafas lama ketika membaca kalimat panjang.

———

Berapa jumlah kata dalam sebuah kalimat untuk masuk kategori panjang atau pendek ? Tidak ada patokan pasti dan juga sangat tergantung bahasa yang dipakai.

Bahasa Indonesia memang memiliki ciri khas dengan kalimat yang lebih panjang dibandingkan bahasa Inggris. Bila dalam bahasa Inggris batasan pendek adalah di antara 13-15 kata, bahasa Indonesia sedikit lebih toleran yaitu 20 kata.

Sekali lagi ini bukan hal yang pasti. Hanya berdasarkan kebiasaan dan pengalaman saya dalam belajar kedua bahasa ini.

Yang manapun yang anda suka, selama anda bisa memakainya dengan benar, artikel anda akan tetap dibaca. Hanya bagi saya sendiri, saya akan mencoba menggunakan kalimat pendek dalam berbagai artikel yang saya tulis. Selain untuk membuat pembaca lebih nyaman juga bisa menghindarkan jari menjadi keriting alias pegal.

 

Bogor, 4 Juni 2015