Pengertian Globalisasi – Samakah Dengan Westernisasi?

Globalisasi sama dengan Westernisasi! Itu cap yang sering dianugerahkan banyak sekali orang Indonesia menyikapi berkembangnya slogan globalisasi dimana-mana.

Pernyataan bernada menuduh, sentimen dan cermin ketidakrelaan banyak orang untuk dikuasai oleh budaya yang berbeda dengan yang mereka miliki. Ungkapan yang sebenarnya menunjukkan kurang pahamnya terhadap apa makna dari kata tersebut.

Lalu sebenarnya apa itu globalisasi dan bedanya dengan westernisasi?

Pengertian Globalisasi dan Westernisasi

Saya tidak akan memberikan definisi ala para ahli tentang pengertian globalisasi dan westernisasi. Definisi secara ilmiah cenderung susah untuk dipahami karena bahasanya seringkali baku dan berliku.

Saya akan coba memberikan sedikit ilustrasi saja mengenai perbedaan kedua istilah tersebut.

Ilustrasi Pertama : Globalisasi

Bayangkan anda berada dalam beberapa rumah yang dibatasi dengan tembok, pagar atau pembatas lainnya. Bila Anda hendak berkunjung ke rumah tetangga Anda harus meminta izin kepada sang pemilik rumah. Disana ada sekat-sekat yang membatasi antar manusia.

Anda merasa hal tersebut sangat menghambat aktifitas. Oleh karena itu, Anda kemudian mengusulkan agar pagar-pagar tersebut dihapuskan saja sehingga semua orang bisa melintas dengan mudah.

Itu adalah analogi tentang dunia di masa kini. Negara-negara memiliki batas wilayah masing-masing. Pergerakan manusia untuk melakukan lintas wilayah masih terhambat oleh sekat-sekat berbentuk perbatasan. Untuk bepergian menuju ke sebuah negara lain, maka diperlukan berbagai macam izin dan kertas dokumen.

Nah, dalam konsep globalisasi, maka batas-batas negara tersebut dihapuskan. Dunia atau bumi menjadi sebuah tempat yang tidak tersekat-sekat. Pergerakan manusia dipermudah dengan penghapusan batas-batas wilayah yang ada.

Hal tersebut menjadikan bumi atau dunia sebagai sebuah “negara” yang besar.

Konsep ini berkembang ketika banyak manusia mulai menyadari bahwa perkembangan diri mereka terhambat oleh keberadaan batas-batas wilayah yang ada.

Contoh pengertian globalisasi yang sudah diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya sederhana.

a) Kehidupan Dunia Maya,

Pernahkah Kita berpikir bahwa untuk berbincang dengan orang Inggris. Anda sebenarnya tidak perlu banyak dokumen. Cukup menghadap layar komputer Anda dan kemudian nyalakan Skype atau berbagai aplikasi messenger lainnya dan anda sudah terhubung dengan teman Anda tersebut. Tidak ada lagi batas wilayah yang mengharuskan Anda menyodorkan paspor dan dokumen perjalanan lainnya.

b) Masyarakat Uni Eropa, AFTA. NAFTA 

Bila kita hendak berkunjung ke Perancis atau Belanda, Anda cukup mengajukan visa pada Kedutaan Besar negara yang tergabung dalam Masyarakat Uni Eropa lainnya. Tidak perlu menuju ke Kedubes Perancis atau Belanda. Anda bisa memintanya pada Kedubes Jerman misalnya.

Setelah itu Anda bisa memasuki negara-negara yang Anda kehendaki bahkan tanpa meminta izin dari negara tersebut. Dengan catatan, selama negara tersebut bergabung dalam Masyarakat Uni Eropa.

Masih banyak contoh penerapan konsep globalisasi yang ada tetapi dua di atas sudah cukup rasanya untuk menjelaskan pengertian globalisasi yang sudah diterapkan di dalam kehidupan.

Ilustrasi Kedua : Westernisasi

Anda tinggal bersebelahan dengan seseorang yang memiliki kebiasaan memakai garpu dan sendok ketika makan. Sementara Anda sendiri terbiasa makan dengan tangan.

Lalu secara perlahan, tetangga tersebut berusaha membujuk Anda untuk menggunakan sendok dan garpu seperti dirinya.

Westernisasi mengacu pada sebuah “penaklukan” sebuah budaya oleh budaya lainnya. Dalam hal ini mengacu pada Budaya Barat (Western = Barat).

Budaya Barat yang dimaksud dalam istilah ini mengacu pada budaya yang dikembangkan oleh masyarakat berkulit putih seperti di Eropa dan Amerika.

Ilustrasi tersebut sangat berbeda dengan ilustrasi tentang pengertian globalisasi. Mengapa, karena dalam konsep Westernisasi, sebuah budaya atau tata cara dianggap lebih tinggi dari budaya lainnya sehingga semua orang harus mengikuti cara yang dianggap lebih “beradab” tersebut.

Dalam prosesnya sebenarnya terjadi setiap hari. Manusia dengan budaya yang dianutnya selalu berusaha agar manusia lainnya mengikuti apa yang menurutnya lebih baik.

Konsep Westernisasi pernah dialami oleh dunia ini dalam bentuk kolonialisme. Penjajahan terhadap negara lain dan pemasukan berbagai unsur budaya pernah dilakukan berbagai bangsa di masa lalu.

Pada masa kini, ketakutan akan “westernisasi” masih tersisa. Segala sesuatu yang berasal dari masyarakat kulit putih selalu dianggap mengancam budaya lokal.

Apalagi kemajuan tehnologi cenderung berkembang pesat di belahan dunia “Barat”. Semua ilmu pengetahuan seperti dikuasai oleh Eropa dan Amerika sehingga terkesan bahwa negara-negara “Barat” tersebut berusaha menanamkan “Kebudayaan” mereka kepada masyarakat lainnya.

Padahal yang ada justru negara-negara tersebut secara sadar berusaha meniru apa yang “negara-negara Barat” tersebut sudah raih. Mereka ingin menikmati kesejahteraan seperti di belahan “Barat.

—-

Itulah perbedaan pengertian Globalisasi dan Westernisasi.

Bukan sebuah hal yang menakutkan sebenarnya dan memang kemungkinan besar dengan dinamika dan pergerakan manusia yang semakin cepat dan luas, Globalisasi hampir susah dihindarkan.

Tinggal bagaimana kita menterjemahkan kemana arah yang kita kehendaki. O ya karena globalisasi tidak bersifat memaksa, dia mengajak dan Anda yang menentukan. Untuk bergabung dalam tim globalisasi Anda tidak perlu meninggalkan apa yang Anda biasa lakukan.

Karena….Globalisasi bukanlah Westernisasi.