Saputangan Sebagai Sarana Untuk Mengirim Sinyal-Sinyal Cinta

Saputangan. Kini, benda satu itu semakin jarang terlihat di dalam tas (terutama kaum wanita) atau kantung baju seseorang. Padahal, dulu, saputangan sempat menjadi bagian yang tak terpisahkan dari gaya berbusana seseorang.

Konon, saputangan sudah ditemukan sejak jaman SM. Tetapi, alat penyeka keringat (memiliki fungsi yang sama dengan saputangan) di kala itu masih terbuat dari jalinan rumput. Saputangan berbahan kain linen baru dibuat sekitar abad pertama SM. Itupun hanya kalangan kaum atas yang memilikinya. Meski sederhana, tetapi benda satu itu diperlakukan sangat eksklusif.

saputangan sebagai sarana untuk mengirim sinyal-sinyal cinta
gambar diambil dari www.pixabay.com

Pada awalnya, saputangan memiliki fungsi sebagai penyeka keringat dan untuk kebersihan pribadi lainnya. Sekitar abad ke-14, fungsi saputangan bertambah sebagai alat untuk bertutur sapa di kalangan masyarakat kalangan atas. Bahkan, saputangan sempat menjadi barang mewah dan berbahan dasar sangat mahal. Sekitar abad ke-18, Raja Perancis sempat mengeluarkan peraturan tentang ukuran bujur sangkar saputangan untuk kalangan istana.

Seiring berjalannya waktu, fungsi saputangan terus bertambah. Saputangan kerap dijadikan sebagai hadiah yang umum diberikan dari seorang pria yang menaruh hati kepada seorang wanita. Atau sebaliknya.

Keberadaan saputangan di kemudian hari berkembang menjadi sebuah barang yang bersifat universal. Fungsinya semakin lama semakin bertambah. Ia pun menjadi sarana komunikasi yang menarik. Salah satunya, sebagai pengirim sinyal-sinyal cinta.

Bagaimana, sih, sinyal-sinyal cinta yang dikirim melalui saputangan? 😀

  • meletakkan saputangan di pipi, artinya ‘aku cinta padamu’. Bila diletakkan di pipi kanan, tandanya kita mengiyakan sesuatu. Sedangkan, bila diletakkan di kiri, memiliki tanda sebaliknya.
  • bila saputangan diletakkan di dahi, berarti ‘kita sedang diamat-amati’.
  • jika diletakkan di bahu, artinya ‘ikuti aku’.
  • berbahagialah jika seorang wanita meletakkannya di bibir sambil menatap Anda. Karena, itu artinya ia ingin berkenalan dengan Anda! 😀

Saputangan sebagai pengirim sinyal-sinyal cinta bertahan lama. Tetapi, kemudian fungsi itu berakhir dengan munculnya suatu mitos. Mitos tersebut menyatakan bahwa suatu hubungan akan berakhir jika satu atau kedua pihak mengirim atau saling bertukar saputangan sebagai hadiah. Sejak itu, saputangan dimitoskan sebagai pemutus suatu hubungan.

Keberadaan saputangan saat ini lambat laun tergantikan oleh kedatangan tisu kertas yang lebih praktis dan higienis. Sangat disayangkan sebenarnya, jika saputangan akhirnya menghilang. Meski tidak seperti tisu kertas yang mudah didapat, bukankah saputangan itu lebih ramah lingkungan? Dan lagi, apakah fungsinya sebagai pengirim sinyal-sinyal cinta dapat digantikan oleh tisu kertas? 😀