Seorang blogger itu seorang wartawan

Mungkin anda akan ditertawakan bila mengatakan bahwa “seorang blogger itu seorang wartawan”. Jangan merasa aneh dengan hal tersebut. Anda pasti akan menerimanya dari banyak orang, terutama yang tidak mengenal dunia blog.

Mengapa mereka akan tertawa?

Karena dalam konsep masyarakat sekarang, seorang wartawan haruslah bekerja pada sebuah institusi penerbitan seperti koran, majalah atau stasiun televisi dan radio. Wartawan itu juga harus memiliki kartu identitas pengenal dari organisasi dimana para pewarta bernaung, seperti Persatuan Wartawan Indonesia.

Kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wartawan didefinisikan sebagai orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat di suratkabar, majalah, televisi atau stasiun-stasiun berita lainnya.

Bagaimana dengan kata blogger? Rasanya, perlu dilakukan perubahan dalam berbagai kamus besar bahasa Indonesia. Kata blogger perlu ditambahkan dalam dalam kamus-kamus tersebut.

Mengapa seorang blogger itu seorang wartawan?

Kalau anda perhatikan pada definisi tentang apa itu wartawan dan juga pemahaman masyarakat tentang profesi ini, semuanya berkaitan dengan formalitas belaka. Definisi wartawan harus selalu dikaitkan dengan hubungannya dengan institusi surat kabar dan media masa lainnya.

Padahal pada kenyataannya, dewasa ini sudah berkembang sebuah konsep baru yang bernama “citizen reporter”. Konsep dimana proses pengumpulan informasi dan berita tidak lagi hanya menjadi monopoli organisasi dan institusi resmi. Warga di belahan dunia manapun bisa menyampaikan informasi tentang kejadian yang dilihatnya kepada khalayak.

Informasi tersebut kadang masih tetap melalui institusi resmi, sering juga tidak. Hal tersebut dimungkinkan dengan tersedianya akses langsung ke masyarakat bahkan tanpa melalui perusahaan-perusahaan media melalui sosial media dan blog.

Nah, dengan semakin terbukanya akses langsung ke khalayak pembaca, seharusnya keterkaitan kata wartawan terhadap institusi pemberitahaan bisa diabaikan. Maka kata wartawan sendiri akan terhenti pada “orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita kemudian menerbitkannya”.

Bukankah terdengar sangat familiar dengan apa yang biasa dilakukan oleh seorang blogger.

Mari kita lihat fungsi dari seorang blogger dalam masyarakat

1. Mengumpulkan informasi/berita

Sebuah kecelakaan terjadi di depan rumah seorang blogger. Terdapat korban jiwa karena kecerobohan pengendara motor.

Seorang blogger menuliskan sebuah artikel tentang kecelakaan dengan penekanan pada betapa cerobohnya sang pengendara motor.

Seorang wartawan berdasarkan penuturan saksi mata memberitakan terjadi kecelakaan di suatu tempat dengan korban jiwa.

Keduanya sama-sama menyampaikan berita dan informasi. Sudut pandang yang diambil akan berbeda karena sang blogger akan lebih subyektif. Tulisan akan bersifat opini. Sementara wartawan hanya menyampaikan data dan fakta saja.

Keduanya sama-sama menyampaikan informasi tentang hal yang sama. Fungsi pengumpul dan penyampai berita juga dilakukan oleh seorang blogger.

2. Menerbitkan berita

Sang wartawan akan pergi ke kantor untuk menulis. Tulisannya akan diedit oleh tim redaksi untuk ditempatkan di kolom tentang situasi kota. Tulisan akan diberi judul yang menarik. Yang terakhir, tulisan akan dicetak atau dimasukkan ke dalam website si koran atau media online.

Sang blogger sementara itu akan mengambil laptop, ipad atau komputer jadul dengan jaringan internet. Ia akan menuliskan cerita versinya dan kemudian mem-postingnya sebagai artikel ke dalam blognya.

Masyarakat kemudian akan menemukan tulisan-tulisan tersebut di media cetak yang dibelinya atau media online ketika melakukan browsing.

——–

Bisa terlihat dari sini bahwa sebenarnya seorang blogger sering melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh seorang wartawan. Sama-sama menngumpulkan dan menyampaikan berita kepada masyarakat.

Yang membuatnya berbeda hanyalah hal-hal yang terkait dengan formalitas berupa institusi dan pengesahan dari organisasi tertentu saja.

Meskipun demikian, tidak bisa disangkal bahwa seorang blogger itu seorang wartawan. Mereka menjalankan fungsi yang sama sebagai pengumpul dan penyampai informasi.

Saat ini kalau kita mengatakan seorang blogger itu seorang wartawan, memang akan banyak yang menertawakannya. Sudah pasti itu! Meskipun demikian, situasi rasanya akan berubah di tahun-tahun mendatang.

Banyak media yang tidak lagi mengandalkan hanya pada wartawannya untuk mengumpulkan berita. Mereka mulai menggunakan kemampuan blogger untuk mengumpulkan informasi dan berita bagi media mereka. Beberapa diantaranya bisa disebut The Huffington Post, sekarang milik AOL dan Kompas dengan Kompasiananya.

Bila melihat kedua media online itu, maka masyarakat umum akan sulit membedakan mana tulisan wartawan dan mana karya blogger.

Hanya tinggal menunggu waktu bahwa suatu waktu jurnalistik pribadi ala blogger akan mendapatkan tempat yang sama dengan hasil karya para wartawan. Suatu waktu masyarakat tidak akan lagi menanyakan kartu anggota jurnalistik atau dimana seseorang bernaung. Suatu waktu, mereka akan juga menelan informasi yang disampaikan oleh para blogger seperti mereka mencerna berita dari para wartawan.

 

Bogor, 19 Juni 2015