Seputar Hal Menarik Tentang Babirusa

Pernah dengar tentang hewan yang bernama ‘babirusa’? Babirusa, apakah gabungan babi dan rusa? Bukan, babi rusa bukan hewan hasil perkawinan babi dengan rusa. he..he..Babirusa merupakan hewan yang tak jauh beda dengan babi biasa. Bedanya, babirusa memiliki taring yang menembus moncongnya sehingga terlihat seperti rusa. Makanya, hewan ini disebut babirusa. Mau tahu tentang babirusa? Berikut adalah seputar hal menarik tentang babirusa.

Seputar hal menarik tentang babirusa

Tampilan fisik babirusa sekilas tak jauh berbeda dengan babi biasa. Kulitnya kasar dengan warna keabu-abuan, dan hampir tidak berbulu. Panjang tubuhnya sekitar 85-100 cm, tingginya antara 65-80 cm, dan beratnya bisa mencapai 100 kg. Memiliki ekor yang pendek, sekitar 25-30 cm.

Habitat babirusa tersebar di kawasan Asia Tenggara dan banyak ditemukan di hutan hujan tropis. Hewan ini menyukai daerah-daerah pinggiran sungai atau kubangan lumpur di hutan dataran rendah. Di Indonesia, babirusa hanya apat dijumpai di Sulawesi bagian utara, tengah, tenggara, Pulau Togian, Sula, dan Buru.

Gaya hidup babirusa

Hewan ini termasuk hewan soliter dan suka menyendiri. Meski senang menyendiri, tetapi mereka hidup berkelompok dengan seekor induk betina dan penjantan yang paling kuat sebagai pemimpinnya. Biasanya, mereka berkeliaran dalam eklompok kecil sambil mengeluarkan dengusan kecil.

Penampilan babirusa terkesan kalem dan pemalu, tetapi jika merasa terancam, mereka dapat menjadi buas. Untuk melawan musuh, mereka menggunakan taringya untuk dijadikan senjata.

Babirusa gemar memakan tumbuhan dan buah-buahan. Terkadang, mereka membelah kayu untuk mendapatkan larva lebah. Mereka biasanya berburu makanan pada malam hari untuk menghindari serangan hewan buas.

Hewan ini terancam langka, salah satu penyebabnya adalah karena hewan ini sering diburu untuk diambil dagingnya. Selain itu, karena makanan utama babirusa adalah tumbuhan dan buah-buahan. Di saat persediaan makanan mereka di hutan tidak tercukupi, mereka biasanya akan mendatangi lahan pertanian dan perkebunan masyarakat sehingga terkadang membuat para petani dan peladang membunuh mereka.

Penyebab lainnya adalah karena perkembangbiakan hewan ini tergolong rendah. Dalam 1 tahun, babirusa betina hanya melahirkan 1x, itupun hanya melahirkan 1-2 ekor. Oleh karena itu, perburuan kecil saja dapat membahayakan populasi mereka. Apalagi, saat ini, diperparah dengan rusaknya habitat hewan ini.