Setiap Manusia Punya Masalah

Setiap manusia punya masalah.

Sudah pasti. Tidak ada manusia yang tidak punya masalah. Masalah akan selalu hadir dalam kehidupan.

Banyak orang mengatakan bayi tidak punya masalah. Betulkah? Tidak mungkin dia tidak menangis kalau tidak ada masalah di hadapannya. Popok yang basah, sementara ia belum bisa menggantinya sendiri, maka terpaksa ia melakukan satu-satunya hal yang bisa dilakukan, menangis.

Ia menangis untuk meminta tolong orangtuanya atau yang merawatnya untuk menggantikan popoknya. Begitu juga kalau dia lapar.

Banyak dari kita mengatakan dan beranggapan kalau seseorang memiliki rekening bank berisi 10 digit, rumah besar, mobil Ferrari berarti orang tersebut tidak memiliki masalah. Padahal tidak juga.

Sebuah rumah yang besar akan memerlukan perawatan. Mobil yang mewah haruslah dibayar pajaknya dan juga diservis ke bengkel. Rekening bank yang sudah gendut juga perlu ditambah atau dihabiskan (sesuai keingingan). Itu tetap merupakan sebuah masalah.

Setiap manusia punya masalah.

Kecil atau besar hanyalah cara kita menyikapinya. Seseorang yang memiliki uang banyak akan menganggap membeli mobil adalah sebuah masalah kecil. Tetapi, disisi lain, kekhawatiran akan kehilangan uanngnya akan semakin besar.

Sebaliknya, membeli Avanza baru, bagi saya adalah masalah besar. Susah rasanya menemukan cara pemecahan untuk memenuhi keinginan tersebut karena sisa gaji walau ditabung susah untuk mencukupi. Di lain hal, saya tidak khawatir kehilangan uang dalam jumlah banyak, lha ya wong cuma ada segitu, tidak mungkin hilangnya melebihi.

Terkadang, manusia suka membesar-besarkan masalah pada dirinya. Entah mengapa. Mungkin karena sifat kompettif manusia dimana-mana timbul hingga hal yang tidak mengenakkan juga dijadikan ajang persaingan.

Setiap manusia punya masalah.

Karyawan. Buruh. Petani. Guru. Juga berbagai macam profesi lainnya adalah tentang memecahkan masalah dengan mencari masalah.

Nah loh.

Orang harus memenuhi kebutuhan hidup, sandang, pangan, papan. Kalau tidak ada pangan, tidak mungkin bisa hidup. Tidak ada sandang, waduh tidak mungkin kemana-mana tanpa berpakaian, bisa dikira orang gila. Tanpa papan, mertua pasti akan ngomel kalau terus-terusan. Lagi juga tidak enaklah kehujanan kalau tidak ada tempat berteduh.

Masalah-masalah yang tak terhindarkan.

Pemecahannya, bekerja. Baik bekerja pada perusahaan , orang lain, atau bekerja pada diri sendiri. Uang lah yang dicari untuk membayar listrik, air, ongkos dan lain-lain.

Apakah masalah terpecahkan? TIDAK SAMA SEKALI.

Justru masalah bertambah. Selain masalah-masalah yang disebutkan di atas, hadir masalah lain. Sebuah perusahaan akan menghadapi masalah, pelanggan komplen, produksi terlambat, komputer ngadat, dan lain sebagainya. Kita harus memecahkan masalah tersebut, karena untuk itulah kita dibayar, baik oleh perusahaan atau boss atau pembeli.

Sementara masalah lain timbul. Kita harus menghadapi kereta terlambat terus, jalan macet tidak pernah tidak. Pulang larut malam dan kurang waktu untuk keluarga. Dan masih banyak lagi masalah yang timbul karena kita berusaha memecahkan masalah dasar, kebutuhan sandang, pangan, dan papan.

Setiap manusia punya masalah.

Tidak mungkin tidak. Karena sejak lahir kita sudah ditakdirkan untuk selalu berhadapan dengan masalah. Sejak bayi hingga dewasa. Kodrat ini baru selesai ketika kehidupan kita sebagai manusia di dunia berakhir. Saat itu kita tidak punya masalah, karena kita bukan lagi manusia. Kita sudah menjadi roh, kerangka dan sejenisnya.

Jadi, teman-teman.

Karena memang kita sudah ditakdirkan untuk terus bermasalah, janganlah takut pada masalah. Pada saat kita ditakdirkan terus menghadapi masalah, kita juga ditakdirkan untuk menjadi pemecah masalah. Jadi mengapa takut pada adanya masalah.

Pecahkan. Temukan solusinya.

Jangan pernah berpikir tidak akan pernah ada masalah. Masalah akan selalu ada, bahkan meskipun kita tidak mencarinya, ia yang akan menghampiri kita.

Bersiaplah. Setelah satu masalah selesai, bersiaplah menghadapi masalah berikutnya. Jangan hindari. Hadapi.

Karena memang itu kodrat manusia, sebagai penimbul masalah, sebagai pemecah masalah dan sebagai masalah itu sendiri.

Selamat berjuang dengan masalah-masalah Anda, teman! Semoga sukses.