Tips Menghadapi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)

PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja adalah sesuatu yang sangat ditakuti oleh banyak orang, terutama mereka yang berstatus karyawan, buruh, pekerja. Menghadapi PHK sering membuat dunia terasa berhenti berputar, mirip dengan ketika menerima kabar datangnya sebuah petaka.

Setidaknya itu yang saya alami ketika mendapatkan pemberitahuan bahwa perusahaan dimana saya bekerja akan tutup di tahun 2006.

Berbagai ketakutan dan kecemasan tiba-tiba langsung bertumpuk di kepala dan membuat masa depan terasa tidak menentu, gelap. Bingung, khawatir, sedih, dan berbagai macam rasa seperti saling berebut untuk muncul.

Tetapi, sebelas tahun dari saat itu, saya masih survive dan bisa melihat kembali ke belakang dengan jernih. PHK yang saat itu terasa berat sekali untuk diterima tidak lagi seburuk pada saat mengalaminya. Bahkan, di balik semua itu ada banyak hikmah yang bisa diambil.

Bagaimana cara saya menghadapi PHK sehingga bisa melewatinya? Entahlah dan tidak ada hal yang khusus, karena pada saat itu, saya hanya menjalaninya hari demi hari. Semua tidak semudah seperti yang banyak ditulis orang, tetapi juga tidak sesulit yang dibayangkan.

Saya hanya melakukan beberapa hal di bawah ini.

1) Menerima kenyataan

Itu adalah langkah pertama. Saya tidak mau terlalu tenggelam dalam situasi dan memutuskan untuk menerima apa yang sudah terjadi.

Saya kehilangan pekerjaan.

Bahkan, saya memutuskan untuk memberitahukan bukan hanya keluarga, tetapi juga tetangga. Tujuannya agar mereka tidak heran kalau menemukan saya masih berada di rumah pada saat orang biasa bekerja sesuatu yang bisa menimbulkan bisik-bisik tetangga.

2) Memperjuangkan hak pesangon

Hubungan industrial ada peraturanya. Pemutusan hubungan kerja oleh pihak perusahaan membuat seorang pekerja berhak mendapatkan pesangon.

Hal ini perlu tetap diperjuangkan karena uang pesangon akan sangat diperlukan setelah tidak lagi mendapat penghasilan rutin.

3) Tetap berpikir jernih

Dalam situasi yang sulit, orang terkadang sulit untuk berpikir secara tenang. Rasa amarah dan ketakutan terkadang membuat banyak hal luput dari pertimbangan saat memutuskan sesuatu bagi keluarga.

Jadi, yang saya lakukan adalah menoba tetap tenang dalam menentukan langkah

4) Menghemat uang yang ada

Bagaimanapun, salah satu tantangan utama adalah masalah keuangan. Tidak akan ada lagi pemasukan rutin setiap bulan yang bisa diandalkan.

Oleh karena itu, sambil tetap berusaha mencari jalan lain, saya hanya bisa menyarankan hemat dana yang ada, termasuk di antaranya uang pesangon yang diterima.

Kita tidak akan pernah tahu seberapa lama kehidupan tanpa pemasukan rutin terjadi. Oleh karena itu kebijaksanaan dalam mengatur uang yang tersisa diperlukan.

5) Bayar semua hutang

Berhemat satu langkah penting, tetapi ada satu hal yang pasti mewajibkan kita harus keluar uang selain biaya rutin rumah tangga. Membayar hutang namanya.

Jangan ditunda karena bila tidak diselesaikan justru bisa menimbulkan masalah di kemudian hari. Hutang, apalagi kepada bank, akan membuat jumlahnya terus bertambah setiap hari.

Jika tidak segera dilunasi, maka angkanya akan terus bertambah dan menjadi semakin berat. Padahal dana yang ada akan terus menurun karena tidak ada tambahan rutin lagi.

Seberapa besar pun hutang yang ada segera lunasi (biassanya uang pesangon akan cukup untuk itu)

6) Hubungi semua kenalan

Tidak ada saat yang lebih tepat untuk membuka buku alamat kontak atau mencari kartu nama dari kenalan yang kita miliki.

Bukan untuk memohon bantuan, tetapi lebih kepada membuka peluang. Siapa tahu dari mereka ada yang memiliki atau mengetahui adanya lowongan pekerjaan.

Jangan malu. Kalau malu situasi akan menjadi lebih sulit. Ingat saja keluarga di rumah butuh beras untuk makan dan malu tidak membuat perut kenyang.

7) Sebarkan lamaran kerja

Buka internet, koran atau apapun yang mengiklankan lowongan kerja. Kirim sebanyak mungkin surat lamaran kerja dan berharap setidaknya ada satu yang akan memberi peluang.

Mau tidak mau PHK memang membuat kita kembali ke titik awal lagi. Jadi berlakulah seperti mereka yang baru pertama kali mencari kerja. Sebarkan surat lamaran sebanyak mungkin.

8) Terima pekerjaan pertama yang datang

Banyak orang yang di PHK menolak pekerjaan pertama yang ditawarkan karena alasan gaji dan fasilitas. Alasannya biasanya karena merasa sudah berpengalaman dan gaji yang ditawarkan kurang dari sebelumnya.

Yah. Buat saya itu sebuah kesalahan.

Posisi tawar seseorang yang di-PHK tidak sama lagi. Mereka berada pada posisi yang lemah karena lebih membutuhkan dibandingkan perusahaan membutuhkan dia.

Oleh karena itu, bersikaplah bijaksana. Terima pekerjaan pertama yang ada, setidaknya ada pemasukan rutin lagi. Dengan begitu, sebagian besar masalah utama akan terselesaikan, pikiran menjadi lebih tenang, dan tekanan lebih besar bisa dikurangi kemungkinannya.

Baru setelah itu memikirkan arah yang lebih baik bagi keluarga. Anggaplah sebagai batu loncatan untuk langkah berikutnya yang lebih baik.

9) Banyak Berdoa

Situasi setelah di-PHK adalah saat yang berat dan sering sulit ditanggulagi. Tidak ada saat yang lebih tepat lagi untuk meminta bantuan DIA Yang Maha Pemurah.

Berdoalah untuk meminta pertolongan dari-NYA. Percayalah akan ada bantuan dan jalan yang akan ditunjukkan oleh-NYA.

Jika Anda sedang menghadapi PHK, selain sedikit saran di atas, saya sarankan juga untuk percaya bahwa PHK bukanlah akhir segalanya. Selama kita masih hidup dan masih mau berusaha, suatu waktu akan ada jalan untuk memecahkan masalah ini.

Keep your spirit on. Tetap berjuang Kawan!