Tikim.
Pernah dengar nama ini?
Bukan, yang saya maksud bukan nama orang. 😀
Tapi, nama salah satu tumbuhan.
Orang Sunda biasa menyebutnya Sada Gori atau Antanan.
Tikim, termasuk tumbuhan liar yang banyak ditemukan di pematang sawah, perkebunan, ladang, dan tepi jalan. Tumbuh menjalar di atas tanah, tingginya sekitar 10 cm. Akarnya serabut menyerupai benang. Daunnya berwarna hijau, bentuknya bulat kecil-kecil dengan bagian pinggir terbagi menjadi 5-7 lekukan dangkal, bertangkai panjang, dan dapat dimakan. Rasanya agak manis beraroma khas.
Tanaman ini berasal dari daerah Asia tropik, yang tersebar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, India, Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, dan Australia, dan negara-negara lainnya.
Tikim termasuk ke dalam suku atau famili Myrtaceae (suku jambu-jambuan). Lazim dimakan mentah sebagai lalap atau digunakan untuk campuran asinan sayur. Untuk lalap, diambil daun dan tangkainya yang masih muda.
Nama daerah untuk Tikim, di antaranya :
- Daun kaki kuda (Melayu)
- Daun kaki kuda, Pegagan (Jakarta)
- Antanan, Sada Gori (Sunda)
- Gagan-gagan, Ganggangan, Kerok batok, Panegowang, Rendeng, Calingan rambat (Jawa)
- Kostekosan (Madura)
- Pagaga (Makasar)
- Kori-kori (Halmahera)
Tikim yang bernama latin Centella asiatica ini memiki kandungan kimia yang sangat bermanfaat, antara lain alkoloida hidrokotilina, glikosidaasiatikosid, saponin (anti bakteri), oksiasiatikosid, minyak lemak, dan minyak atsiri.
Selain itu, ternyata tanaman ini banyak kegunaannya untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit, antara lain :
- daunnya dapat digunakan untuk mengobati luka ringan, mencegah asam urat, obat demam, bronkitis, merangsang nafsu makan, dan muntah darah.
- getahnya dapat digunakan untuk obat cacingan dan sakit perut.
^_^