Listening atau mendengarkan adalah salah satu aspek yang banyak terlupakan saat belajar bahasa Inggris atau bahasa lainnya.
Banyak pelajar bahasa Inggris cenderung memusatkan perhatian pada melatih cara membuat kalimat, bagaimana mengucapkannya, dan melakukan percakapan atau conversation.
Tetapi, jarang yang melatih listening secara khusus. Kebanyakan beranggapan bahwa dengan berlatih percakapan, maka otomatis juga sudah berlatih listening. Padahal sebenarnya tidak.
Listening memerlukan latihan khusus dan terpisah. Bahkan di berbagai fakultas bahasa asing, pembelajarannya pun dilakukan secara terpisah. Mahasiswa akan dilatih untuk mendengar bagaimana sebuah kalimat bahasa asing diucapkan.
Mereka biasanya diberikan headphone dan sebuah perangkat televisi yang memutarkan video atau film (khusus dibuat untuk belajar). Dari sini mereka belajar bagaimana seorang pembicara (native speaker) melafalkan sebuah kalimat.
Prosesnya dilakukan secara berulang dan rutin.
Pentingnya listening dalam berbahasa
Mengucapkan sebuah kalimat secara benar memang penting. Hal ini bertujuan agar pesan yang disampaikan pembicara bisa tertangkap dengan baik oleh yang mendengar.
Tetapi, kalau seorang sudah salah mendengar, bisa dipastikan tidak akan ada percakapan. Karena makna yang disampaikan sudah pasti tidak diterima dengan baik.
Tidak akan ada percakapan tanpa bisa mendengarkan atau menangkap apa yang disampaikan.
Itulah mengapa listening pun harus tetap dilatih secara terpisah.
Membiasakan diri mendengarkan dalam bahasa asing
Inti dari belajar listening sederhana saja, yaitu dengan membiasakan indera pendengaran kita, yaitu telinga terhadap bunyi-bunyian asing. Semakin terbiasa semakin baik.
Begitu juga dalam melatih listening terhadap sebuah bahasa asing. Kita harus membuat telinga kita terbiasa dengan berbagai kata dan kalimat bahasa asing yang sedang dipelajari.
Cara melatih listening bahasa asing dengan alat seadanya
Tidak rumit. Peralatannya tersedia di rumah kita sendiri.
Rumah tangga di masa sekarang biasanya sudah memiliki televisi, video, smartphone, headset, headphone. Benda-benda itu sudah lumrah dipakai dalam keseharian.
Tahukah Anda bahwa peralatan yang sama juga dipergunakan di berbagai fakultas yang memiliki jurusan bahasa asing.?
Ya, sama saja. Bedanya hanya kalau di univesitas, atau kurus berada di dalam ruang kelas.
Kalau Anda memiliki alat-alat itu, pergunakan saja.
Sebagai contoh televisi , kita bisa menggunakannya untuk belajar listening dengan cara menonton film berbahasa asing tanpa memakai subtitle, atau teks terjemahan. Cobalah menangkap apa yang disampaikan pemeran film secara langsung.
Begitu juga dengan smartphone. Masukkan saja MP3 berisi lagu bahasa asing, atau rekaman percakapan dalam bahasa asing. Kemudian dengarkan secara berulang-ulang.
Dengan begitu, kita membangun sebuah kebiasaan yang akan membuat telinga kita tidak lagi merasa asing terhadap bahasa yang sedang kita pelajari. Cara sederhana ini juga akan terus menambah kosa kata bahasa asing tersebut.
Yan gmenjadi masalah dalam belajar listening adalah konsistensi. Terkadang rasa malas membuat kita tidak rutin melakukannya, padahal justru inti dari belajar listening atau conversation adalah pada rutinitas ini.
Cobalah sendiri di rumah. Biasakan diri menonton film kesayangan tanpa melihat subtitle. Pertama kali akan sulit, tetapi lama kelamaan, secara tidak disadari (dan bila diimbangi dengan belajar tata bahasa atau kosa kata), maka akan terlihat perkembangan kemampuan kita berbahasa asing.
Selamat mencoba.