Pemakaian Tanda Koma Berdasarkan EYD

Tanda baca lainnya yang pemakaiannya ditentukan oleh EYD adalah tanda koma. Bagaimana pengaturan pemakaiannya? Berikut secara singkat tentang pemakaian tanda koma berdasarkan EYD.

Pemakaian tanda koma berdasarkan EYD

Tanda koma dipakai :

  • di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan
    • contoh : Saya membeli buku, penggaris, dan pena.
  • memisahkan 2 kalimat setara yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan
    • contoh :
      • Dia bukan kakak saya, melainkan adik saya.
      • Saya ingin membelikannya hadiah, tetapi tidak punya uang. 🙁
  • memisahkan anak kalimat dan induk kalimat
    • contoh :
      • Karena sakit, ia tidak bisa datang.
      • Jika besok cerah, saya akan pergi ke rumahnya.
  • tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya
    • contoh :
      • Dia lupa bahwa hari ini adalah ulang tahun ibunya.
      • Saya akan ikut kalau kamu menjemput saya.
  • di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada posisi awal.
    • contoh :
      • Jadi, kita harus membantu anak itu.
      • Maka dari itu, kita harus lebih waspada.
  • di belakang kata-kata seruan
    • contoh :
      • O, begitu?
      • Wah, cantiknya!
      • Hati-hati, ya, nanti jatuh.
  • memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat
    • contoh :
      • Kata Ibu, “Hari Minggu ini, kita akan kedatangan tamu jauh.”
      • “Hari Minggu ini,” kata Ibu, “kita akan kedatangan tamu jauh.”
  • di antara unsur-unsur alamat yang ditulis berurutan
    • contoh :
      • Sdr. Suhendar, Jalan Gunung Batu No.5, Bogor
      • Bogor, 31 Maret 2017
      • Bogor, Jawa Barat
  • menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya
    • contoh :
      • Alisjahbana, Sutan Takir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta : PT Pustaka Rakjat.
  • di antara bagian-bagian dalam catatan kaki
    • contoh :
      • W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Yogyakarta : UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
  • di antara nama orang dan gelar akademik
    • contoh :
      • B. Ratulangi, S. E.
      • Ny. Rini Kusumawati, M.Sc.
  • di muka angka persepuluhan
    • contoh :
      • 12,5 km
      • Rp40,50
  • mengapit keterangan tambahan
    • contoh ;
      • Kakak saya, Ruli, pandai sekali.
      • Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang makan sirih.
      • Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti paduan suara
  • tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
    • contoh :
      • “Di mana Saudara tinggal?” tanya Andi.
      • “Berbaris lurus!” serunya.
  • untuk menghindari salah baca, di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat
    • contoh :
      • Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
      • Untuk keamanan lingkungan, kita harus mengaktifkan kembali siskamling.