Tanda petik tunggal (‘…’) merupakan salah satu tanda baca lainnya yang pemakaiannya diatur di dalam EYD. Bagaimana aturan pemakaiannya berdasarkan EYD? Di bawah ini beberapa ketentuan tentang pemakaian tanda petik tunggal berdasarkan EYD.
Pemakaian tanda petik tunggal berdasarkan EYD
Pemakaian tanda petik tunggal di dalam sebuah kalimat dipakai untuk :
- mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain.
- contoh :
- “Apakah Ibu Dewi ‘sang bintang’ itu datang sendiri ke sini?” tanya Indah pada Ratih.
- “Ibu, mengapa suara kodok berbunyi ‘kong..kong..kong’?” tanya adik kepada Ibu.
- Dia berkata sambil menangis tersedu-sedu, “Aku harus melupakannya. Karena, dia telah mengatakan kepadaku ‘lupakanlah saya, karena saya telah menemukan wanita yang selama ini saya dambakan. Dan itu bukan kamu’. Dia telah mengkhianatiku!”
- contoh :
- untuk mengapit makna kata atau ungkapan.
- contoh :
- Gadis itu memang cantik, tetapi sedikit ‘tinggi hati’. (sombong)
- Paman selalu membawa ‘buah tangan’ setiap datang ke rumah. (oleh-oleh)
- Dia selalu mendapat nilai ‘tertinggi’ di semua pelajaran. (paling tinggi)
- contoh :
- mengapit makna kata atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing.
- contoh :
- Saya lebih memilih berbincang ‘face to face‘ daripada bercakap lewat telepon maupun lewat pesan elektronik.
- Terkadang ada beberapa kata yang dianggap kasar dalam bahasa Sunda, tetapi dianggap halus dalam bahasa Jawa, seperti kata ‘dahar‘ dan ‘sare‘, yang artinya makan dan tidur. Keduanya dianggap kasar di dalam bahasa Sunda, tetapi dianggap halus dalam bahasa Jawa.
- ‘Bonjour‘ adalah sapaan selamat pagi/siang/sore dalam bahasa Perancis.
- contoh :
Demikianlah sedikit penjelasan tentang pemakaian tanda petik tunggal berdasarkan EYD. Mudah-mudahan, dapat membantu dan bermanfaat. ^_^